Senin, 22 November 2010

Elaborasi Eksplorasi Kolaborasi kenapa baru sekarang????

JLAMPRANG
belajar tidak menjadi pintar.....tapi hakikat belajar adalah mengerti.
ketika hasil belajar telah ditentukan standar pencapaian, ruh belajar telah mengalami kekaburan makna, atau bahkan telah sengaja dilupakan. Pelaksanaan pembelajaran bermakna yang telah dicetuskan oleh UNESCO ternyata tak mampu berkembang ketika terdapat sistem penilaian terpusat pada kesamaan soal evaluasi. Kendala sederhana ketika guru hendak mengembangkan pembelajaran bermakna berbasis Elaborasi ( perluasan kajian materi), Eksplorasi (penjelajahan pengetahuan) dan Kolaborasi(perpaduan) terhadang dengan soal evaluasi yang ditetapkan pada Ulangan akhir semester maupun ulangan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional.Kecemasan yang berujung pada sikap apatis melandasi pola berfikir, mengapa harus melaksanakan pembelajaran bermakna berbasis EEK, jika pada akhirnya soal evaluasi hanya mengacu pada pencapaian indikator saja? mengapa harus menerapkan pembeljaran elaborasi yang berarti siswa harus memperluas kajian materi sedangkan evaluasi pembelajaran yang akan dikerjakan siswa pada UAS maupun UASBN masih dipersempit dengan soal tertulis yang pastinya perluasan pengetahuan tersebut tidak akan muncul pada soal?
pembelajaran Eksplorasi masihkan menjadi pionir mesin penjelajah ketika setiap akhir semester siswa hanya terkondisikan untuk menyelesaikan soal evaluasi yang hanya bertumpu pada selembar kertas dan jawaban tunggal pasti?
Kolaborasi juga tentunya akan menjadi sebuah paradoks ketika evaluasi hanya berorientasi pada rangking individualistik.....belum ada formula tepat untuk mengukur sejauh mana siswa mampu mengembangkan diri....masih sempit indikasi yang mampu menggambarkan hasil proses eksplorasi....dan yang masih sangat ironis ketika pembelajaran kolaborasi harus diukur dengan pencapaian tingkatan rangking........

Selasa, 02 November 2010

dan ketika perjuangan terbayar dengan prestasi

JLAMPRANG
hasil akhir bukan segalanya........tapi adalah proses......dari awal sampai akhir
ketika semangat dan optimisme menjadi modal awal.......
ketika persiapan menjadi penting.......
ketika mental juara mulai mengalir di langkah pertama...
kami yakinkan kami pasti juara.......
dan ketika semua cita terlaksana.......
ungkapan syukur tak terkita atas nikmat sang pencipta
rasa haru dan bangga telah menorehkan sejarah didada siswa
bahwa mereka telah berhasil menjadi yang tergiat di jambore ranting
adalah kado terindah seumur hidup kami.......
karena kami sangat menyadari...bahwa jamran hanya terjadi sekali seumur hidup anak didik kami.......
mental juara yang selalu kami tanamkan adalah ' kalau tidak saat ini juara??? kapan lagi akan ada kesempatan kedua??? hanya mental pemenang yang berhasil menang"
terima kasih atas perjuangan kalian....... semoga ini menjadi awal nyata untuk meraih prestasi selanjutnya..........
"penggalang SD Jlamprang....bersatu hatipun senang..kuyakin jamran ini pasti menang.
kobarkan semangatmu....tunjukkan semua aksimu...kuyakin jamran ini pasti menang..."
jamran seumur hidupmu sekali...terima kasih telah menjadikan kenangan yang sangat berarti bagi bumi pertiwi.....
selamat atas diraihnya regu tergiat I purti di jamran 2010.

Sabtu, 23 Oktober 2010

AFIRMASI SEJAK DINI

JLAMPRANG
mkalah adalah hal yang lumrah dalam setiap perlonbaan, karena sejatinya hukum dari sebuah perlobaan adalah ada yang menang dan ada yang kalah. Apabila tidak menang, ya bisa dipastikan kalah.......mengapa kita bisa kalah???? sebuah refleksi sederhana.........
Mindset yang berkembang sampai saat ini adalah ketika kita berada pada posisi pihak yang mengalami kekalahan, selalu sibuk membela diri.......terlontar kalimat pembelaan perrmanen " Sudahlah......ini sebuah permainan....wajar jika kita kalah.....kalau semua ingin menang...siapa yang mau kalah.....pantas saja kalau kita kalah, lawan kita bermain lebih baik...pasti ada main dengan dewan juri" .Ternyata lebih mudah bagi kita untuk membela dan menghibur diri dari sebuah kekalahan.....daripada mencermati kekalahan....
bagaimana akibat jika dalam setiap lomba kita kalah dan selalu mengucapkan pembelaan???
cara menghibur diri yang biasa dilakukan ternyata berdampak buruk bagi generasi bangsa....bayangkan jika setiap kali kalah, siswa yang bertanding selalu memberikan statement yang sama....terus menerus...berulang ulang....setiap tahun kalah....kalah lagi.....selalu kalah....kalah lagi......selalu menghibur diri........apa yang akan terjadi???
bagaimana bangsa ini mau maju jika mulai dari kecil, tanpa disadari kita mengajarkan anak didik kita dengan argumen pembelaan dari setiap kegagalan.....hasilnya adalah guru telah mencetak ribuah bahkan jutaan "Generasiahli Kalah Sejati".
tidak ada yang ingin kalah......kalau boleh jujur.....ketika kalah, dalam diri kita merasa sedih dan kecewa.....karena sifat dasar manusia adalah ingin menjadi pemenang dalam setiap hal...
coba sedikit saja kita belajar mengambil hikmah dari sebuah kekalahan.......
dari sebuah kekalahan saja....satu saja....
langkah sederhana, tulis kalimat " mengapa kami kalah?" lanjutkan dengan bertanya " mengapa mereka bisa menang? Dari dua kalimat tanya sederhana, sudah tersusun rangkaian solusi membuang kekalahan......mengapa kita kalah??? kemungkinan jawaban yang mendekati adalah karena kurang persiapan....karena tidak maksimal dalam berlatih....
mengapa mereka menang? karena mereka lebih siap....karena mereka lebih matang dalam segala hal.
belajar dari kekalahan, adalah langkah awal menuju kemenangan.....dari dua jawaban sederhana, lalu lakukan dua langkah sederhana :
pertama, kata kunci dari kedua jawaban adalah "persiapan"........coba lebih maksimal dalam persiapan, lebih sering latihan dan lebih matang dalam perencanaan....resapi kalimat " TOTALITAS ATAU TIDAK SAMA SEKALI"
kedua, tumbuhkan mental juara pada diri siswa kita "AKU HARUS JUARA KARENA AKU PANTAS MENADAPAT JUARA DARI JERIH PAYAH BERJUANG SELAMA INI"
jika kita tidak ingin melihat bangsa Indonesia karam ditengah persaingan global.......
jika kita ingin menjadi guru yang memberi persembahan terbaik dari apa yang kita mampu...
jika kita ingin menjadi guru yang lebih dibanding guru lain.........
jika kita ingin menjadi mesin pencetak pemenang sejati.............
lakukan AFIRMASI berulang ulang........"TOTALITAS ATAU TIDAK SAMA SEKALI"....
mulai dari diri sendiri....
mulai dari hal yang terkecil.....
mulai dari sekarang!!!!!!!!!!!!!!!!!!



falidan Ahmad

Selasa, 31 Agustus 2010

SINOPSIS

JLAMPRANG, 23 Agustus 2010

PENGERTIAN SINOPSIS
Sinopsis adalah ikhtisar karangan ilmiah yang biasanya diterbitkan bersama-sama dengan karangan asli yang menjadi dasar sinopsis itu, atau ringkasan atau abstraksi (KBBI, 1988: 845). Sinopsis mengandung tiga pengertian yaitu; ikhtisar karangan, ringkasan, atau abstraksi, Keraf (1977: 84) menyatakan bahwa ringkasan sumarry précis adalah suatu cara yang efektif untuk menyajikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk pendek. Kata précis berarti memotong atau meringkas. Dengan demikian meringkas ibarat memangkas sebatang pohon yang akhirnya tinggal batang dan cabang-cabang yang terpenting.
Menurut Keraf, keindahan gaya bahasa, ilustrasi serta penjelasan-penjelasan yang terperinci harus dihilangkan, sari karangannya dibiarkan saja tanpa hiasan dan yang tinggal hanyalah pokok-pokoknya saja. Namun demikian meskipun bentuknya ringkas, pikiran pengarang dan pendekatannya yang asli masih tetap dipertahankan dan harus ada.
Penulisan ringkasan harus berbicara sesuai dengan tulisan pengarang. Oleh karena itu dalam ringkasan, kalimat “Dalam alinea ini penulis mengatakan … “ atau “Penulis berpendapat … “ harus dihindari. Pernyataan demikian adalah suara penulis yang membuat ringkasan. Penulis yang membuat ringkasan seyogyanya langsung menyusun ringkasan tersebut, yang dimulai dengan meringkaskan kalimat-kalimat, alinea-alinea, bab-bab atau bagian-bagian yang lain dan seterusnya. Tidak berbeda jauh pula dengan pengertian ikhtisar yang berarti pula sebagai ringkasan. Hanya penggunaanya pada umumnya diarahkan pada buku-buku karya ilmiah.
Berbeda dengan abstraksi yang biasanya kita temukan dalam penyusunan skripsi dan tesis. Abstraksi dalam pengertian ini pun berarti ringkasan, perbedaannya sangat tipis yaitu hanya pada sisi tujuan penggunaannya. Ringkasan biasa dilakukakan terhadap objek karya sastra, maupun nonsastra, atau dalam karya ilmiah maupun nonilmiah. Sinopsis seringkali dipergunakan dalam karya yang bersifat sastra. Kalau pun ada sinopsis yang dikenakan pada karya nonsastra bahkan pada karya ilmiah, itu merupakan model dan bentuk pengembangan. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa sinopsis adalah ringkasan yang mengarah pada karya-karya baik fiksi maupun non fiksi, sedangkan sasaran ringkasannya adalah karya-karya ilmiah lebih kita gunakan istilah abstraksi atau ringkasan itu sendiri.
Sinopsis bukanlah resensi, sebab resensi tidak hanya meringkas tetapi juga menyimpulkan baik buruknya bulku sesudah dibaca, bahkan dalam resensi penulis dituntut untuk memberi ulasan sesudah melakukan telaah. Umumnya penulis resensi menyeleksi buku-buku secara khusus, yaitu hanya buku-buku yang baru terbit saja dan menarik untuk dikaji atau diresensi. sinopsis adalah ringkasan yang berbicara susasana pengarang asli (pengarang buku yang diringkas) dengan tetap mempertahankan bentuknya sebagai sebuah karangan.
PERSIAPAN MENYUSUN SINOPSIS
Sebelum kita mulai menyusun sinopsis, terlebih dahulu barlatihlah membuat ringkasan yang diambil dari sebuah karya atau artikel. Hal ini sangat berguna untuk mengembangkan ekspresi dan latihan menghemat kata. Latihan ini tidak cukup dilakukan secara intensif akan mengembangkan daya konsentrasi, serta mempertajam dalam menangkap pemahaman isi bacaan secara tepat, cermat, dan efektif.
Latihan menyusun sinopsis harus diawali dari membaca, maka berlatihlah secara terus menerus akan mengembangkan kemampuan membaca cepat, tepat dan cermat. Membaca dengan cara demikian amat diperlukan untuk membantu mempertajam gaya bahasa, serta menghindari uraian-uraian yang panjag lebar. Dengan demikian penulis sinopsis harus terlebih dahulu membekali diri dengan kemampuan membaca sebelum melakukan pekerjaan menyusun sipnosis. Dalam kegiatan membaca, objek atau materi yang akan di susun menjadi sipnosis tak cukup dibaca sekali. Materi tersebut perlu dibaca berulang kali, karena seluruh isi materi harus benar-benar dipahami dan dihayati.
LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN SINOPSIS
1.Bacalah naskah asli berulang kali sampai benar-benar diketahui maksud dan pandangan pengarang.
2.Pada saat membaca perlu digaris bawahi atau dicatat ide sentralnya (pokok pikiran, kalimat pokok/kalimat inti).
3.Kesampingkan dulu teks asli sesudah dicatat ide sentral atau hal-hal pokok yang telah diketahui, kemudian kembangkan catatan-catatan tersebut dengan bahasa sendiri.
4.Pergunakanlah kalimat-kalimat tunggal, bila memungkinkan hindari pemakaian kalimat majemuk atau mengulang kalimat, gnakan kalimat sederhana yang efektif.
5.Ringkaslah kalimat menjadi frase, dan frase menjadi kata.
6.Bila terdapat rangkaian ide atau gagasan dari beberapa alinea, maka ambilah ide sentralnya saja atau pokok pikiran dan kalimat pokok/intinya.
7.Buanglah bebrapa alinea yang dapat diwakili dengan satu alinea saja, atau sebaliknya, dan pertahankan alinea yang memang harus dipertahankan.
8.Pertahankanlah kalimat yang tidak memungkinkan untuk disederhanakan, sehingga keaslian suara pengarang tetap dapat dipertahankan pula, yaitu kata kunci yang ada pada kalimat tersebut.
9.Buanglah seluruh kata tugas yang memungkinkan untuk dibuag, tetapi pertahankanlah susunan ide yang tersusun sesuai naskah aslinya.
Menyusun sinopsis sama dengan menyusun ringkasan karangan, menyusun ringkasan karangan ibarat memangakas sebuah pohon besar menjadi pohon kecil yang padat dan berisi. Maka hasil sinopsis adalah sebuah karangan pendek sesuai dengan karangan aslinya. Sebagai pedoman sederhana saja, sinopsis adalah sebuah karangan utuh diringkas menjadi sepertiganya atau seperempatnya saja cukuplah baik apabila suara tetap dapat dipertahankan keaslinya.

DESKRIPSI PENILAIAN SINOPSIS
1.Buatlah sinopsis dari buku bacaan yang disediakan oleh guru (fiksi atau nonfiksi) (Sinopsis adalah ringkasan cerita atau karangan dari sebuah buku).
2.Bacalah buku bacaan yang disediakan oleh guru, selama kurang lebih 2 jam atau paling tidak diulang membaca samapai 3 kali.
3.Buatlah ringkasan bacaan tersebut dengan cara tertulis selama 45 menit, baik itu pada waktu latihan maupun penilaian atau mengikuti lomba.
4.Penilaian
a. Aspek yang dinilai:
Kesesuaian sinopsis dengan isi buku,
Penggunaan bahasa Indonesia, dan
Penyajian alur cerita atau sistematika penulisan cerita.
b. Rentang nilai
No Aspek Penilaian Nilai
1 Kesesuaian sinopsis dengan isi cerita dalam buku 30 – 50
2 Penggunaan bahasa Indonesia dengan EYD baik dan benar 15 – 25
3 Penyajian alur cerita/sistematika penulisan cerita 15 – 25
Jumlah 60 – 100
5.Ceritakan kembali bacaaan tersebut ( hasil sinopsis yang telah dibuat oleh anak), dengan teknik pidato selama 10 menit pada waktu penilaian/mengikuti lomba, tetapi saat berlatih diusahakan kurang dari 10 menit.
6. Penilaian
a. Aspek yang dinilai
teknik bercerita dan kesesuaian dengan isi cerita dalam buku.
penggunaan bahasa Indonesia yang santun.
Penghayatan terhadap isi cerita.
Penampilan (percaya diri)
b. Rentang nilai
No Aspek Penilaian Nilai
1 Teknik bercerita dan kesesuaian dengan isi cerita dalam buku 15 – 25
2 Penggunaan bahas Indonesia yang santun 15 – 25
3 Penghayatan terhadap isi cerita 20 – 30
4 Penampilan (percaya diri) 10 – 20
Jumlah 60 – 100
7. Nilai akhir adalah nilai rata-rata dari jumlah nilai tertulis dan nilai bercerita atau sendiri-sendiri (tertulis sendiri dan bercerita sendiri).
8. Lembar penilaian membuat sinopsis tertulis dan bercerita, dapat digabungkan dengan format sebagai berikut.
LEMBAR PENILAIAN
Membuat Sinopsis Tertulis dan Bercerita
Nama Siswa Aspek Penilaian Jumlah Nilai Rata2 Nilai
1 2 3 4 5 6 7


Keterangan
1). Tertulis.
1.Kesesuaian synopsis dengan isi certa dalam buku.
2.Penggunaan bahasa Indonesia dengan EYD baik dan benar.
3.Penyajian alur cerita/sistematika cerita
2). Bercerita
4. Teknik bercerita dan kesesuaian dengan isi cerita dalam buku
5.. Penggunaan bahsa Indonesia yang santun.
6. Penghayatan terhadap isi cerita.
7. Penampilan (percaya diri)
oleh: Falidan Ahmad

Selasa, 03 Agustus 2010

ASET YANG SELALU DIANGGAP SEBAGAI KESET.......................

JLAMPRANG, 03 AGUSTUS 2010
RENUNGAN BAGI KITA.................
Jika kita melihat piala yang terpampang di lemari kaca.........
sejenak kita bangga pada pencapaian yang telah diterima........
tapi sadarkah kita?????? sebagian besar piala yang terpampang itu ternyata dihasilkan oleh siswa dari bangku deret paling belakang.....siswa yang pemahaman dan kemampuan akademik sering lamban dari standar rata- rata.....siswa yang hanya asyik bersiul sembari memukul meja....
siswa yang sering kita anggap pengganggu ketenangan suasana belajar karena lebih tertarik bermain bola dan meributkan cabang olahraga daripada berhitung rumus matematika......
bahkan banyak juga piala yang mengharumkan nama sekolah ternyata disumbangkan oleh siswa yang tidak naik kelas...atau sering kita beri label siswa sisa perang vietanam
sadarkah bahwa sebenarnya siswa yang berprestasi dalam bidang olahraga sering kita biarkan terlantar...hanya diukur dari kemampuan daya serap materi pelajaran saja....
sudah selayaknya siswa dari deret paling belakang yang berpotensi menyumbang medali kita inventarisir sebagai ASET........bukan lagi dipandang sebagai KESET.....
hanya renungan kecil..........bercermin dari piala dibalik lemari kaca.....
JLAMPRANG, 16 Juli 2010
selamat datang tahun ajaran 2010/ 2011..................
sambut tahun ajaran baru seraya berdo'a...........
semoga tahun inilebih baik dari tahun yang lalu......prestasi bukan segalanya, tapi mari mencoba berorientasi pada optimalisasi proses...karena sejatinya...proses yang baik akan menciptakan kualitas hasil yang lebih baik.........mari bersama benahi pendidikan di negeri tercinta....dimulai dari sendiri...keluarga...sekolah dan lingkungan sekitar.....maju terus pendidikan Indonesia..............

Kamis, 06 Mei 2010

PERUBAHAN ITU.......... MEMBUAHKAN PRESTASI.........

JLAMPRANG, 2 Mei 2010
Sadarkah kita bahwa sebenarnya siswa bukanlah sekedar "botol kosong"
Sadarkah kita, ternyata guru lebih hebat dari sekedar menjadi "dongkrak motivator"
Fakta SDSN Jlamprang di POPDASENI 2010 Kecamatan Bawang Kabupaten batang :
1) Juara I OLIMPIADE SAINS SD/ MI
2) Juara I Seni Lukis SD/ MI
3) Juara I Siswa Berprestasi Putri SD/ MI
4) Juara I Seni Tari Putra SD/ MI
5) Juara I Cipta Lagu SD/ MI
6) Juara II LCC tingkat SD/ MI
7) Juara II Kreatifitas Karya Seni Lukis SD/ MI
8) Juara II Sinopsis dan Karangan Ilmiah SD/ MI
9) Juara III Siswa Berprestasi Putra SD/ MI
10) Juara III Cipta Puisi SD/ MI
Apa yang telah kami lakukan?? ternyata hanya dimulai dari perubahan sederhana.....
Semua siswa memiliki potensi diri, maka sudah sepatutnya guru berperan sebagai fasilitator dalam pengembangan potensi. Ironis ketika siswa memiliki potensi tapi harus layu sebelum berkembang, maka sejatinya guru sejati harus mampu menemukannya. persiapan matang saja belumlah cukup untuk menjadi juara, namun satu kata kunci yang mampu membantu mewujudkannya adalah membentuk mental juara pada diri siswa....
VINI...VIDI..... VICI.......saya datang...saya lihat...saya menang......
waktu yang singkat bukan alasan tepat untuk menjadi kendala dalam mempersiapkan diri menjadi juara, alhamdulillah kami mampu memanfaatkan dengan optimal......
Terima kasih atas kepercayaan dan peran serta masyarakat Jlamprang...terima kasih atas dedikasi guru...terima kasih kepada siswa- siswa pahlawan sekolah tercinta....
Dengan semangat kebersamaan, semoga SDSN Jlamprang mampu mempertahankan...bahkan meningkatkan prestasi pada tahun yang akan datang.....Amien....
Sebuah Prestasi kecil untuk bangsa yang besar...Satu kado besar dari satu sekolah kecil untuk mengenang jasa pahlawan Pendidikan Indonesia.....
mungkin karna Pepatah yang mengatakan "tiada kata terlambat dalam belajar" Indonesia sekarang terlambat jauh....tidak ada waktu terlambat menjadikan generasi penerus bangsa selalu bersantai dalam belajar ....yang seharusnya adalah..."kita sudah terlambat....maka belajarlah...!!!!!" Indonesia...belajarlah......
pesan untuk 2 MEI 2010....

Kepala Sekolah
Rintisan SDSN Jlamprang



EDI SUSANTO, S.Pd

Rabu, 17 Februari 2010

Jlamprang, 17 Februari 2010
Senin, 14 Februari 2010 adalah launching hari perdana bel otomatis SDSN Jlamprang.
Berawal dari Penerapan motto "DISIPLIN" warga sekolah yang telah menjadi jargon motivator, kehadiran bel sekolah memungkinkan segenap warga sekolah untuk senantiasa belajar mengoptimalkan waktu dengan penanaman kesadaran secara keberlangsungan dalam suasana edukatif. Formulasi desain format waktu saat masuk sekolah, istirahat maupun jam pelajaran usai, persiapan memulai jam pelajaran berikutnya, mengisi saat istirahat dengan lagu- lagu Perjuangan, memungkinkan SDSN Jlamprang menggagas paradigma baru " Maju dalam keseragaman,Seragam dalam kemajuan "
Dengan nada suara maupun nada himbauan kepada warga sekolah yang didesain menarik, tentunya akan menciptakan susana SDSN Jlamprang lebih berbeda dan berciri khas dibanding dengan SD lainnya. Filisof kami........Ketika peraturan dijalankan tanpa keterpaksaan .......dan perubahan terwujud karena berwal dari kebiasaan, maka disitulah hakekat makna kedisiplinan yang sesungguhnya.....hal itu hanya akan terwujud apabila dalam penerapan kedisiplinan sejak dini dilakukan dengan suasana sekolah yang menyenangkan......dan solusi kami.....BEL SEKOLAH OTOMATIS ADALAH JAWABANNYA.....
Ucapan terima kasih diucapkan kepada Bapak Wakhyudin atas keberhasilan dalam desain dan penerapan bel sekolah SDSN Jlamprang 2010.


Kepala Sekolah
Rintisan SDSN Jlamprang


EDI SUSANTO, S.Pd

Rabu, 10 Februari 2010

MENUJU SEKOLAH SEHAT 2012

Jlamprang, 3 Februari 2010
Program PAMSIMAS TERPADU 2009/ 2010 desa Jlamprang kecamatan Bawang Kabupaten batang, membawa angin segar dalam upaya persiapan SD N JLAMPRANG sebagai rintisan sekolah sehat 2010. Jalinan koordinasi yang baik antar stakeholders civitas akademika "JLAMPRANG TERPADU" ( UPD Disdikpora, PUSKESMAS, TIM Pamsimas Terpadu Kabupaten Batang, Kepala Desa, Komite Sekolah dan warga Sekolah)telah membuahkan hasil yang sangat membanggakan bagi kita semua. Barometer Keberhasilan "Jaringan Jlamprang Terpadu" adalah dengan suksesnya program pamsimas terpadu. Indikasi Keberhasilan tersebut dapat dikategorikan melalui wujud pembangunan Fisik dan pembangunan non fisik yang diharapkan menjadi katalisator dan acuan bagi inovasi program peningkatan pembangunan pada sekolah- sekolah di Kecamatan Bawang.
keberhasilan dalam bentuk fisik diantaranya telah berdiri :
1) 2 buah lokal WC siswa
2) 3 wastafel sebagai sarana kebersihan diri siswa
3) Saluran Sanitasi sekolah yang bersih
4) Saluran air dan instalasi yang bersih dan tertata rapi.
sedangkan kesuksesan pembangunan non fisik adalah :
1) Pendidikan kesehatan SDM sejak dini yang meliputi pola hidup sehat yang bekerjasama dengan dinas Kesehatan Bawang dan Pusat Laboratorium kesehatan masyarakat Jawa Tengah (kelas 1,2 dan3).
2) Pengenalan sanitasiland (kelas 4)
3) Pemanfaatan tinja siswa menjadi biofuel (kelas 5)
4) Penanganan penyakit berbasis individual/ Paramedis dini (kelas 6)
jika anda tertarik dengan keberhasilan program pamsimas terpadu di SDSN JLAMPRANG.....dan ingin melihat secara dekat.......sempatkanlah untuk silaturrahmi di SD kami.....mari bersama- sama kita bangun generasi penerus bangsa menjadi bangsa yang sehat jasmani dan rohani yang mampu bersaing di era globalisasi.....